BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Filsafat
adalah olah pikir. Filsafat berperan sangat penting memberikan pembaharuan
pemikiran kepada masyarakat untuk berfikir secara rasional dan memcahkan
masalah dengan solusi yang ilmiah. Maka dalam laporan hasil baca ini saya
sedikit ceritakan tentang asal mula dan perkembangan filsafat dari semenjak
muncul sampai sekarang.
Pendekatan dengan cara memberikan porsi lebih kepada akal
untuk berfikir memecahkan masalah mendapat respon yang sangat baik
dimasyarakat. Kenapa tidak, dengan Allah menganugerahkan akal kepada umat-Nya
menjadikan manusia berada pada posisi yang terhormat. Maka pantaslah filsafat mengarahkan
manusia berfikir dengan baik.
Untuk mengetahui lebih tentang bagaimana
perkembangan filsafat, khususnya aliran-aliran filsafat, tokoh dan idenya maka
dalam tulisan ini akan sedikit diuraikan tentang hal tersebut.
B.
Tujuan
Tulisan ini
bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkembangan filsafat khususnya aliran-aliran
dalam filsafat, tokoh dan idenya. Memberikan pemahaman tentang pentingnya
mengkaji filsafat dan setidaknya mengenal perkembangan ilmu filsafat juga
diharapkan dari tulisan ini. Selain itu pembelajaran penulisan tulisan ini
dapat memberikan sebuah pembelajaran kepada mahasiswa untuk aktif menggali
pengetahuannya lewat membaca buku-buku yang bermanfaat baginya.
C.
Manfaat
Manfaat tulisan ini adalah :
1. Bagi Penulis
Pembuatan tulisan ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan matematika. Namun di luar
itu, pembuatan tulisan ini sangat memberikan manfaat kepada penulis sendiri.
Dengan membaca beberapa sumber yang dijadikan rujukan pembuatan tulisan ini,
maka penulis telah banyak belajar dan mendapatkan ilmu serta pengetahuan baru tentang filsafat.
2. Bagi
Pembaca
Dari tulisan ini,
diharapkan pembaca dapat mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang
filsafat, baik aliran-alirannya, tokoh maupun ide dari tokoh tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT YUNANI
Orang Yunani yang
hidup pada abad ke 6 SM mempunyai system kepercayaan bahwa segala sesuatunya
harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau
dongeng-dongeng. Filsafat
Yunani terbagi menjadi dua periode yaitu periode Yunani kuno dan periode Yunani
klasik.
A. Periode Yunani
Kuno
Periode
Yunani kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya pada
alam sekitarnya. Pernyataan-pernyataan yang dibuat bersifat filsafati
(berdasar akal pikir) dan tidak berdasar pada mitos. Ahli pikir pada masa ini
antara lain :
1. Heraclitos
535-475 SM)
Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi dan
selalu berubah. Terkenal karena pengamatannya yang
jelas pada pemikiran kedua menjadi teka – teki mendalam dan dapat menjadi kabur
yang menyatakan, alam mencintai ketersembunyiannya. Untuk sebuah peradaban yang
putus asa dan mendambakan perdamaian karena perang yang berkepanjangan, ia
menegaskan perang adalah bapa dan raja adalah segalanya.
6. Parmenides
(540-475 SM)
Parmenides menolak faham pluralisme dan realitas
dalam berbagai macam perubahan: baginya segala sesuatu tidak dapat dibagi,
realitas tidak berubah, dan hal-hal yang tampak dan berbeda hanyalah ilusi
belaka, sehingga dapat dibantah dengan argumen/alasan. Tidak perlu disangsikan
lagi, faham ini mendapat banyak kritikan tajam.
B. Periode Yunani
Klasik
Pada periode Yunani klasik ini pekembangan filsafat menunjukan
kepesatan, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat. Periode Yunani
klasik merupakan periode perkembangan filsafat yang sangat pesat, aliran yang
mengawali periode Yunani klasik adalah sofisme (cerdik pandai).
1. Socrates
(469-399 SM)
Mengenai riwayat Socrates tidak banyak yang diketahui, tetapi
sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan
Plato, Aristoteles dll. Socretes menyelidiki manusia secara
keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, dimana
keduanya tidak dapat dipisahkan.
2. Plato (427-347 SM)
Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantara para
pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir ia
juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Plato dengan ajarannya ide
berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara heraklitos dan Parmenides. Plato mencoba
menyelesaikan permasalahan lama : mana yang benar yang berubah-ubah
(Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides), antara pengetahuan lewat indera dan
pengetahuan lewat akal. sebagai penyelesaian persoalan. Ia menerangkan bahawa
manusia sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang
bersifat tidak tetap, dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia pengalaman merupakan
bayang-bayang dunia ide sedang dunia ide merupakan dunia sesungguhnya.
3. Aristoteles
(384-322 SM)
Menurut Aristoteles berfikir harus dilakukan dengan bertitk
tolak pada pengertian suatu benda. Suatu pengertian mengandung dua
golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Sedangkan dalam silogisme ia
mengatakan bahwa pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara
yaitu induksi dan deduksi. Pemikiran
Aristoteles antara lain: ajaran tentang logika, silogisme, pengelompokan ilmu
pengetahuan, potensia dan dinamika, pengenalan etika dan Negara.
FILSAFAT JAMAN KEGELAPAN
Filsafat barat abad petengahan
(476-1492) dapat dikatakan sebagai abad gelap karena berdasarkan pada
pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu
kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya . Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2
(dua) masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik.
Masa patristik,
para ahli pikir beragam pemikirannya ada yang menolak filsafat Yunani dan ada
yang menerimanya, yang menolak adalah karena mereka sudah mempunyai sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari kebenaran lain
seperti filsafat Yunani, sedang yang menerima beranggapan bahwa walau telah ada
sumber kebenaran, tetapi tidak ada salahnya menggunakan filsafat Yunani, yang
diambil tata cara berpikirnya, ahli pikir patristik antara lain: Justinus
martir, Klemens, Tertullianus, Augustinus.
Aliran
skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan corak khas dari sejarah
filsafat abad pertengahan.Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang
mengabdi kepada teologi, atau filsafat yang rasional memecahkan
persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik
buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat
Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja, ahli pikir skolastik
antara lain, Peter Abaelardus, Albertus Magnus, Thomas Aquinas, William Ockham.
FILSAFAT JAMAN PERGERAKAN (ABAD 15)
Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu
untuk menentang polapemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga
melahirkan perubahan revolusioner dalam pemikiran manusiadan membentuk suatu
pola pemikiran baru dalam filsafat.
Nicolaus Copernicus adalah seorang
tokoh gerejani yang ortodoks, ia menemukan bahwa matahari berada di pusat jagat
raya bukan bumi seperti yang dikemukakan oleh ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja.
Copernicus (1473-1543)
ia mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari sehingga
matahari menjadi pusat (heliosentrisisme) pendapat ini berlawanan dari pendapat
umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi
sebagai pusat alam semesta (goesentrisme). Teori Copernicus ini melahirkan
revolusi pemikiran tentang alam semesta terutama astronomi.
FILSAFAT
AWAL JAMAN MODERN (ABAD 16 )
Pada
awal jaman modern ini, perkembangan filsafat diibartkan sebagai sungai-sungai.
Ada beberapa tokoh yang memberikan sumbangan sejarah pada masa ini, antara lain
Rene Descartes dan David Hume.
a. Rasionalisme
Aliran filsafat rasionalisme ini berpendapat, bahwa sumber
ilmu pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya adalah akal (rasio). Hanya
pengetahuan yang diperoleh oleh akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh
sifat umum dan harus mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan
lmiah. Tokoh-tokoh aliran filsafat rasionalisme ialah Descartes (1598-1650).
Dua hal pokok yang yang merupakan ciri dari setiap bentuk rasionalisme:
1) Adanya pendirian bahwa kebenaran-kebenaran yang
hakiki itu secara langsung dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai
sarananya.
2) Adanya suatu penjabaran secara logic atau
deduksi yang dimaksudkan untuk memberikan pembuktian seketat mungkin lain-lain
segi bagi seluruh sisa bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap
sebagai kebenaran-kebenaran hakiki.
b. Empirisme
Aliran empirisme pertama kali berkembang di Inggris dengan Prancis
Bacon sebagai pelopornya. Bacon memperkenalkan metode eksperimen dalam
penyelidikan atau penelitian. Menurut Bacon, manusia melalui pengalaman dapat
mengetahui benda-benda dan hokum-hukum relsi antara benda-benda. Filosofis
empiris lainnya adalah Thomas Hobbes, ia juga meyakini bahwa pengenalan atau
pengetahuan itu diperoleh oleh pengalaman. Selanjutnya dalam bukunya Harun
Hadiwijono yang dikutip oleh Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, bahwa
paham empirisme ini kemudian dikembangkan oleh David Hume (1611-1776), ia menegaskan
bahwa sumber satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan adalah pengalaman, dan
ia sangat menentang kaum rasionalisme yang berlandaskan pada prinsip apriori,
yang bertitik tolak dari ide-ide bawaan. Ia mengajarkan bahwa manusia tidak
membawa pengetahuan bawaan ke dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah
pengamatan, melalui pengamatan ini manusia memperoleh dua hal yaitu:
kesan-kesan (impression) dan
pengertian-pengertian (ideas).
FILSAFAT
JAMAN MODERN (ABAD17 - 18 )
Pada
jaman modern ini, perkembangan filsafat diibartkan sebagai muara sungai. Ada
beberapa tokoh yang memberikan sumbangan sejarah pada masa ini, antara lain Immanuel
Kant. Dialah filsuf
Jerman yang membuat sintesis antara rasionalisme dan empirisisme. Akal budi
aktif dalam persepsi dan tindakan tersebut membantu membentuk dunia yang kita
alami dan ketahui. Benda-benda dalam dirinya sendiri, terlepas dari pengalaman,
tidak dapat diketahui. Dalam bidang etika, Kant adalah seorang deontolog yang
meyakini bahwa kewajiban kita adalah menaati prinsip-prinsip yang secara
universal dapat diterapkan kepada semua pengada rasional tanpa kontradiksi.
Selain Immanuel Kant, juga ada Karl marx. Filsafat Marx adalah perpaduan antara metode
dialektika Hegel dan filsafat materialism Feurbach. Marx terutama mengkritik
Hegel yang menurutnya berjalan atas kepalanya, oleh karena itu filsafat ini
harus diputarbalikan. Filsafat abstrak harus ditinggalkan, karena teori,
interpretasi, spekulasi dan sebagainya tidak menghasilkan perubahan dalam
masyarakat.
Pemikiran Marx
menghubungkan dengan sangat erat ekonomi dengan filsafat. Bagi Marx masalah
filsafat bukan hanya masalah pengetahuan dan masalah kehendak murni yang utama,
melainkan masalah tindaka. Para filosof menurut Marx selama ini hanya
menafsirkan dunia dengan berbagai cara, namun menurutnya yang terpenting adalah
mengubahnya. Hal yang perlu diubahnya ialah keadaan masyarakat yang tertindas
oleh kaum borjuis dan kapitalos yang menghisap kaum proletar. Oleh karena itu
menurut Marx kaum proletar harus merebut peranan kaum borjuis dan kapitalis itu
melalui revolusi
FILSAFAT
JAMAN POS MODERN (ABAD 18- 19 )
Filsafat pada jaman pos
modern diibaratkan sebagai pantai (modern). Pada jaman ini, berkembang aliran
filsafat positivism. Pendiri dan sekaligus
tokoh terpenting dari aliran filsafat positivism adalah August Comte
(1798-1857). Filsafat Comte anti metafisis, ia hanya menerima fakta-fakta yang
ditemukan secara positif-ilmiah. Dan menjauhkan diri dari semua pertanyaan yang
mengatasi bidang ilmu-ilmu positif. Semboyan Comte yang terkenal adalah savoir pour prevoir (mengetahui supaya siap untuk
bertindak, artinya manusia harus menyelidiki gejala-gejala dan
hubungan-hubungan antara gejala gejala ini supaya ia dapat meramalkan apa yang
terjadi.
Filsafat positivism Comte disebut juga faham empirisme-kritis, bahwa
pengamatan dengan teori berjalan seiring. Bagi Comte pengamatan tidak mungkin
dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dasar sebuah teori dan pengamatan
juga tidak mungkin dilakukan secara “terisolasi”, dalam art harus dikaitkan
dengan suatu teori. Metode posistif August Comte juga menekankan
pandangannyapada hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.
Baginya persoalan filsafat yang penting bukan masalah hakikat atau asal-mula
pertama dan tujuan akhir gejala-gejala. Melainkan bagaimana menghubungkan
antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
FILSAFAT
JAMAN POS POS MODERN
Pada masa ini, perkembangan filsafat diibaratkan
sebagai laut dangkal. Ada beberapa pandangan yang sangat berpengaruh pada masa
ini, antara lain paham Pragmatism, Utilitarian, Capitalis dan Hedonisme.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat
secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang
penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan,
di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam
dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama
lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di
pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan
kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifatmetafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Paham hedonisme disebarkan oleh Epicurus
(341-270 SM), filsuf Yunani kuno. Hedonisme memahami kenikmatan sebagai tujuan
etis manusia. Menurut pemahaman aliran ini, kodratnya manusia mengusahakan
kenikmatan. Kenikmatan tidak selalu berbentuk atau bersifat fisik/jasmani.
Etika Hedonisme berpandangan bahwa manusia akan menjadi bahagia kalau ia
mengejar kenikmatan dan menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Utilitarianisme, mazhab etik lainnya,
punya cara untuk menunjukkan sesuatu yang paling utama bagi manusia. Menurut
teori ini, bahwa kita harus bertindak sedemikian rupa sehingga menghasilkan
akibat-akibat sebanyak mungkin dan sedapat dapatnya mengelakan akibat-akibat
buruk. Kebahagiaan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari
kesusahan. Suatu perbuatan dapat dinilai baik ataa buruk sejauh dapat
meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Menurut
prinsip utilitarian Bentham: kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar.
Prinsip kegunaan harus diterapkan secara kuantitatif, karena kualitas
kesenangan selalu sama sedangkan aspek kuantitasnya dapat berbeda-beda. Dalam
pandangan utilitarisme klasik, prinsip utilitas adalah kebahagiaan terbesar
dari jumlah jumlah terbesar(the greatest happiness of the greatest number).
Menurut Bentham prinsip kegunaan tadi harus diterapkan secara kuantitatif
belaka..
Dalam perkembangan filsafat kapitalis, tokoh yang sangat berperan
adalah Karl Marx yang menyatakan
beberapa hal penting terkait dengan kapitalisme. Pemikiran
Kapitalisme
adalah sebuah sistem ekonomi
yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak
milik pribadi, dan nasionalisme sekuler. Cirri utamanya adalah mencari keuntungan
dengan berbagai cara dan sarana (kecuali yang jelas dilarang negara karena
merusak masyarakat), mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan
selebar-lebarnya agar tiap orang meningkatkan kekayaan dan memeliharanya, dan
membatasi campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi.
FILSAFAT
KEHIDUPAN PRAKTIS
Filsafat pada jaman ini
diibaratkan sebagai laut dangkal. Pada jaman sekarang ini, manusia berfilsafat
secara kontekstuan, disesuaikan dengan jaman dan kehidupan yang mereka jalani
saat ini. Mereka telah memahami lebih dalam tentang filsafat.
BAB III
PENUTUP
Filsafat telah berkembang sejak zaman Yunani kuno
hingga saat ini. banyak sekali aliran, tokoh dan ide-ide mereka yang memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat dan pola pikir manusia di
berbagai belahan dunia bahkan hampir ke seluruh dunia. Dengan mempelajari
filsafat, diharapkan kita dapat berolah pikir lebih terang dan ilmu-ilmu
filsafat yang kita pelajari dapat membawa manfaat untuk kehidupan yang kita
jalani.