Minggu, 16 Desember 2012

Jangan Katakan “Memberikan Pemahaman” , Namun “Membantu Mereka Membangun Sendiri Pemahamannya”



Kita sebagai manusia, khususnya sebagai calon guru, sering sekali salah dalam memaknai tugas guru sesungguhnya. Hampir sebagian besar guru dan yang lain di Indonesia menganggap tugas guru adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemahaman bahwa matematika itu penting dan sangat berguna. Anggapan seperti itulah yang membuat dunia pendidikan Indonesia sungguh kacau balau. Para guru sibuk memikirkan bagaimana  caranya memberikan pemahaman kepada siswa dan orang-orang di sekitarnya bahwa matematika itu penting dan harus sungguh-sungguh dipelajari. Hal ini dipandang sebagai hal yang benar-benar salah oleh Prof. Dr. Marsigit M.A.
Biarkanlah siswa itu membangun pemahamannya, pengetahuannya sendiri. Guru bertugas membantu siswa untuk membangun pengetahuannya tersebut, bukan guru yang memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswanya seperti yang sekarang banyak dilakukan oleh guru-guru di Indonesia. pengetahuan dan pemahaman akan lebih bermakna dan membekas ketika seseorang membangunnya sendiri.
Bagaimana seseorang membangun pengetahuannya sendiri?
Prof. Dr. Marsigit, M.A. memberikan contoh ketika beliau membangun pengetahuannya tentang SMPN 1 Balikpapan. Ketika beliau masih berada di Jogja, maka pemahaman beliau tentang SMPN tersebut adalah nol. ketika sampai di Balikpapan, kemudian bertemu dengan beberapa guru yang kemudian banyak bercerita tentang SMPN1 Baikpapan, maka pemahaman beliau tentang sekolah tersebut mulai bertambah. Sampai di sekolah, bertemu Kepala Sekolah, berbincang-bincang, maka bertambah terus pemahaman beliau tentang sekolah tersebut. Untuk beliau, hal ini tidaklah cukup untuk membangun pemahaman beliau tentang sekolah ini, hingga beliau harus mengobservasi sendiri semua kelas agar beliau benar-benar memahami kondisi pembelajaran di sekolah ini. setelah observasi, belia diibaratkan sebagai pohon yang telah berbuah. pemahaman beliau sudah dapat menciptakan buah-buah pikiran dan saran yang berguna untuk kemajuan SMPN 1 Balikpapan.
            begitupula seharusnya dengan pembelajaran matematika. Guru harusnya membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Dan ini membutuhkan proses yang tidak sebentar dan tak bisa instan, begitu saja. Begitu pula dengan guru, harus terus belajar. Tidak ada kata berhenti untuk belajar, sebelum benar-benar memang tak mampu lagi untuk belajar.

Minggu, 09 Desember 2012

APAKAH ALAM GHAIB ITU SEBUAH MITOS??



Mungkin pernah suatu ketika kita bertanya dalam hati, penasaran, apakah benar alam ghaib itu ada. Apa yang ada dalam alam ghaib sana. Mengapa disebut ghaib? apakah karena tak tampak? Lalu bagaimana dengan mereka yang bisa melihat alam ghaib, apakah tetap menyebut alam itu dengan sebutan ghaib? Astaghfirullahal’adzim, sungguh kita harus erat-erat memegang iman kita kepada Allah SWT dan selalu memohon petunjuknya.
Jika yang dimaksudkan dengan ghaib itu adalah Jin maka pastilah hal tersebut benar adanya karena dalam Kitab suci Al-Qur’an jelas tertulis bahwa Allah telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Allah telah menciptakan jin dan manusia dari materi yang berbeda satu sama lain. Mungkin agar jin dan manusia tak bisa saling sapa, tak bisa saling cek cok atau berperang. Lihat saja sekarang, sesama manusia saja sudah sering terjadi perang dan pertumpahan darah. Tak terbayang ketika manusia diciptakan dengan unsur-unsur yang sama dengan jin sehingga mereka bisa berinteraksi, entah kekacauan yang seperti apa yang akan terjadi di dunia ini.
Ada pendapat bahwa alam ghaib itu adalah alam yang tidak dapat disaksikan oleh panca indera kita. Tak dapat dilihat dengan mata, tak dapat dicium dengan hidung, tak dapat diraba dengan kulit dan seterusnya. Pendapat lain mengapa sesuatu itu ghaib, karena ia terjadi di masa lampau yang realitasnya hanya dapat kita perkirakan dengan pikiran saja. Kemudian, karena sesuatu ini sangat jauh, belum terjadi, belum tercipta maka ia akan menjadi ghaib bagi kita. Adapula alasan suatu makhluk dikatakan ghaib karena Allah tidak memberikan jasad padanya, seperti malaikat dan jin.
Jika kita berbicara tentang makhluk ghaib yang digambarkan dengan bentuk yang berbagai macam, seperti kuntilanak, pocong ataupun makhluk-makhluk mengerikan lainnya, maka akan muncul kebimbangan lagi, percaya atau tidak percaya. Kalau perkara jin, maka jelaslah kita wajib percaya adanya. Tapi kalau tentang makhluk mengerikan seperti di atas, maka masih akan timbul banyak pendapat dari banyak manusia. Mungkin saja makhluk itu adalah jin yang menjelma menyerupai rupa-rupa yang demikian karena mereka merasa terganggu dengan ulah manusia atau apapun itu. Yang jelas, kita sesame makhluk ciptaan Allah SWT harus saling menghargai dan menghargai. Yakinlah ketika kita menghormati keberadaan para jin dan tidak mengganggunya maka mereka juga akan berlaku demikia.