Minggu, 16 Desember 2012

Jangan Katakan “Memberikan Pemahaman” , Namun “Membantu Mereka Membangun Sendiri Pemahamannya”



Kita sebagai manusia, khususnya sebagai calon guru, sering sekali salah dalam memaknai tugas guru sesungguhnya. Hampir sebagian besar guru dan yang lain di Indonesia menganggap tugas guru adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemahaman bahwa matematika itu penting dan sangat berguna. Anggapan seperti itulah yang membuat dunia pendidikan Indonesia sungguh kacau balau. Para guru sibuk memikirkan bagaimana  caranya memberikan pemahaman kepada siswa dan orang-orang di sekitarnya bahwa matematika itu penting dan harus sungguh-sungguh dipelajari. Hal ini dipandang sebagai hal yang benar-benar salah oleh Prof. Dr. Marsigit M.A.
Biarkanlah siswa itu membangun pemahamannya, pengetahuannya sendiri. Guru bertugas membantu siswa untuk membangun pengetahuannya tersebut, bukan guru yang memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswanya seperti yang sekarang banyak dilakukan oleh guru-guru di Indonesia. pengetahuan dan pemahaman akan lebih bermakna dan membekas ketika seseorang membangunnya sendiri.
Bagaimana seseorang membangun pengetahuannya sendiri?
Prof. Dr. Marsigit, M.A. memberikan contoh ketika beliau membangun pengetahuannya tentang SMPN 1 Balikpapan. Ketika beliau masih berada di Jogja, maka pemahaman beliau tentang SMPN tersebut adalah nol. ketika sampai di Balikpapan, kemudian bertemu dengan beberapa guru yang kemudian banyak bercerita tentang SMPN1 Baikpapan, maka pemahaman beliau tentang sekolah tersebut mulai bertambah. Sampai di sekolah, bertemu Kepala Sekolah, berbincang-bincang, maka bertambah terus pemahaman beliau tentang sekolah tersebut. Untuk beliau, hal ini tidaklah cukup untuk membangun pemahaman beliau tentang sekolah ini, hingga beliau harus mengobservasi sendiri semua kelas agar beliau benar-benar memahami kondisi pembelajaran di sekolah ini. setelah observasi, belia diibaratkan sebagai pohon yang telah berbuah. pemahaman beliau sudah dapat menciptakan buah-buah pikiran dan saran yang berguna untuk kemajuan SMPN 1 Balikpapan.
            begitupula seharusnya dengan pembelajaran matematika. Guru harusnya membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Dan ini membutuhkan proses yang tidak sebentar dan tak bisa instan, begitu saja. Begitu pula dengan guru, harus terus belajar. Tidak ada kata berhenti untuk belajar, sebelum benar-benar memang tak mampu lagi untuk belajar.

Minggu, 09 Desember 2012

APAKAH ALAM GHAIB ITU SEBUAH MITOS??



Mungkin pernah suatu ketika kita bertanya dalam hati, penasaran, apakah benar alam ghaib itu ada. Apa yang ada dalam alam ghaib sana. Mengapa disebut ghaib? apakah karena tak tampak? Lalu bagaimana dengan mereka yang bisa melihat alam ghaib, apakah tetap menyebut alam itu dengan sebutan ghaib? Astaghfirullahal’adzim, sungguh kita harus erat-erat memegang iman kita kepada Allah SWT dan selalu memohon petunjuknya.
Jika yang dimaksudkan dengan ghaib itu adalah Jin maka pastilah hal tersebut benar adanya karena dalam Kitab suci Al-Qur’an jelas tertulis bahwa Allah telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Allah telah menciptakan jin dan manusia dari materi yang berbeda satu sama lain. Mungkin agar jin dan manusia tak bisa saling sapa, tak bisa saling cek cok atau berperang. Lihat saja sekarang, sesama manusia saja sudah sering terjadi perang dan pertumpahan darah. Tak terbayang ketika manusia diciptakan dengan unsur-unsur yang sama dengan jin sehingga mereka bisa berinteraksi, entah kekacauan yang seperti apa yang akan terjadi di dunia ini.
Ada pendapat bahwa alam ghaib itu adalah alam yang tidak dapat disaksikan oleh panca indera kita. Tak dapat dilihat dengan mata, tak dapat dicium dengan hidung, tak dapat diraba dengan kulit dan seterusnya. Pendapat lain mengapa sesuatu itu ghaib, karena ia terjadi di masa lampau yang realitasnya hanya dapat kita perkirakan dengan pikiran saja. Kemudian, karena sesuatu ini sangat jauh, belum terjadi, belum tercipta maka ia akan menjadi ghaib bagi kita. Adapula alasan suatu makhluk dikatakan ghaib karena Allah tidak memberikan jasad padanya, seperti malaikat dan jin.
Jika kita berbicara tentang makhluk ghaib yang digambarkan dengan bentuk yang berbagai macam, seperti kuntilanak, pocong ataupun makhluk-makhluk mengerikan lainnya, maka akan muncul kebimbangan lagi, percaya atau tidak percaya. Kalau perkara jin, maka jelaslah kita wajib percaya adanya. Tapi kalau tentang makhluk mengerikan seperti di atas, maka masih akan timbul banyak pendapat dari banyak manusia. Mungkin saja makhluk itu adalah jin yang menjelma menyerupai rupa-rupa yang demikian karena mereka merasa terganggu dengan ulah manusia atau apapun itu. Yang jelas, kita sesame makhluk ciptaan Allah SWT harus saling menghargai dan menghargai. Yakinlah ketika kita menghormati keberadaan para jin dan tidak mengganggunya maka mereka juga akan berlaku demikia.

Kamis, 22 November 2012

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA Pertemuan ke-3



            Beberapa aliran filsafat diberi nama tergantung dari objeknya. Misalnya, filsafat dengan objek benda-benda alam maka filsafatnya dinamakan filsafat alam. Filsafat juga dapat diberi nama sesuai dengan tokohnya. Misalnya, filsafat Hegelianisme yaitu filsafat dengan tokoh Hegel. Hegel adalah seorah tokoh filsafat yang mengatakan bahwa semua yang mungkin ada itu memiliki sejarah. Maka filsafat sejarah itu dinamakan sebagai filsafat Hegelianisme.
Ada pula filsafat sifat, karena benda di dalam pikiran itu sifatnya adalah ideal maka filsafatnya dinamakan dengan filsafat idealism. Ideal itu tetap, maka alirannya bersesuaian dengan permenistik (tetap). Bilangan itu tetap, tidak berubah karena di dalam pikiran. Namun ada bilangan yang di luar pikiran da meliputi yang ada dan yang tidak ada (plural). Bilangan 5 itu plural, ada 5 yang besar, 5 yang kecil, 5 yang merah, 5 yang kuning dan sebagainya.
Filsafat yang diberi nama sesuai dengan aktifitasnya bertanya dinamakan dialektisisme. Socrates filsafatnya diperoleh dengan cara bertanya maka filsafatnya dinamakan dialektisisme.
Nama-nama filsafat yang lain misalnya :
·         Yang benar satu disebut monoisme.
Yang benar yang satu, tidak lain tidak bukan adalah Allah SWT.
·         Yang benar yang banyak, ini menyangkut urusan dunia, pikiran. Karena urusan dunia itu banyak, pikiran juga banyak, naka filsafatnya dinamakan pluralism.
·         Yang benar dua dinamakan dualism
Masyarakat kita cenderung dualisme, missal antara baik dan buruk, benar dn salah, dsb.
·         Yang benar diriku dinamakan subjektifisme
·         Yang benar orang lain dinamakan objektifisme.
·         Yang benar yang berkuasa dinamakan otoritarianisme.
·         Determinisme artinya menentukan.
·         Menentukan di sini dalam arti luas seluas-luasnya dan dalam sedalam-dalamnya. Manusia yang memiliki hoby menentukan disebut determinis, misalnya para politikus. Banyak sekali para politikus yang determinis. Kegiatan melihat sesuatu itupun sudah termasuk determinis, terlebih ketika memikirkan sesuatu. Otoriter juga termasuk ke dalam determinis.
·         Determine sejalan dengan reduksi.
Reduksi adalah memilih. Manusia memiliki kodrat dipilih dan terpilih. Contohnya, manusia lahir dari rahim siapa, suda terpilih oleh Tuhan, manusia tidak bisa memilih.
Sangat berbahaya kalau determinisme menutupi sifat yang lain, yang laintak berdaya.  
·         Sedangkan filsafat para dewa dinamakan Transendentalisme.
Yang dinamakan sebagai dewa adalah orang yang dimensinya setingkat lebih tinggi dari orang / objek lain yang ada di bawahnya. Misal, seorang guru adalah dewa bagi murid-muridnya sehingga ilmunya transenden.



Kamis, 15 November 2012

HAKIKAT MENEMBUS RUANG DAN WAKTU



Berfilsafat sebenarnya adalah olah pikir. Olah pikir itu bisa sendiri, bisa jugta olah pikir bersama-sama. Pikiran bangsa Indonesia adalah olah pikir, pikiran bangsa di dunia juga merupakan olah pikir, begitujuga dengan pikiran dunia.
Berfilsafat juga harus menggunakan referensi, dimana referensinya adalah pikiran para filsuf. Oleh karena itu, untuk berfilsafat, kita harus belajar membaca pikiran para filsuf atau karya-karyanya, karena semua sudah ada.
Mengulang sedikit tentang macam-macam berfilsafat. Kita tahu bahwa macam-macam berfilsafat itu tergantung dari objeknya. Objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Sedangkan objek filsafat bisa dipersempit lagi, seperti filsafat alam, filsafat jawa, filsafat spiritual atau theology.  Selain itu, sesuai tempat dari objeknya, maka filsafat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu objek di dalam pikiran dan objek di luar pikiran.
1. Objek di luar pikiran
Objek berfilsafat dikatakan di luar pikiran jika objek tersebut kita lihat, kita raba, dsb. Objek yang di luar pikiran menghasilkan filsafat yang disebut realism, tokohnya adalah aristoteles. Sedangkan sifat dari objek yang di luar pikiran adalah tetap.
2.  Objek di dalam pikiran
Objek di luar pikiran akan beruba menjadi di dalam pikiran ketika kita memejamkan mata dan membayangkan atau memikirkannya. Objek yang di dalam pikiran menghasilkan filsafat yang disebut idealism, tokohnya adalah plato. Sedangkan sifat dari objek dalam pikiran adalah berubah-ubah.

        Selain itu, dari banyaknya objek fildafat juga dapat dibagi menjadi :
1.  Monoisme jika objek filsafatnya Satu.
2.  Dualisme jika objek filsafatnya dua, dan
3.  Pluralisme jika objek filsafatnya banyak.
            Semua yang ada dan yang mungkin ada mempunyai filsafatnya masing-masing karena itu merupakan urusan dunia dan urusan manusia. Karena keterbatasan manusia, manusia tidak sempurna maka bisa jadi membedakan. Segala yang ada dan yang mungkin ada sebenarnya membawa rahmat bagi kita semua. Maka rasa syukur terus meneruspun terasa kurang.
            Beranjak ke topic utama kali ini yaitu menembus ruang dan waktu.
Menembus ruang dan waktu adalah mengalami atau melakukan perubahan. Kita harus professional dalam berfilsafat. Profesional di sini berarti intensif dan ekstensif. Intensif berarti sedalam-dalamnya, Ekstensif berarti seluas-luasnya. Belajar berfilsafat dengan mempelajari pikiran-pikiran para filsuf dan kemudian direfleksikan pada pengalaman kita dalam kehidupan.
            Kita mempunyai dimensi ruang dan dimensi waktu. Menurut Immanuel Kannt, waktu itu ada 3 macam  yaitu waktu yang berurutan, waktu yang berkelanjutan dan waktu yang berkesatuan. sedangkan dimensi ruang bermacam-macam. Ada dimensi nol, satu, dua, dan seterusnya.
            Jika kita ekspresikan dalam bahasa analog, ruang adalah pikiran kita. Ruang meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Ruang terdiri dari wadah dan isi. Tanpa wadah kita tidak akan menemukan isi, dan tanpa isi kita tidak akan menemukan wadah. Untuk mengetahui ruang, kita harus mengetahui waktu dan sebaliknya. Sebenar-benar waktu dan sebenar-benar ruang hanya ada di pikiran kita masing-masing, hanya merupakan suatu intuisi.  Kita tidak menggunakan definisi untuk menemukan ruang, tapi menggunakan intuisi.
            Sekali lagi, orang yang berilmu adalah orang yang sopan terhadap ruang dan waktu. Orang yang berilmu dalam pendidikan matematika adalah orang yang bersopan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika.  Sopan santun disini artinya mengerti, memahami, mengamalkan dan merefleksikan.
            Sebagai bangsa Indonesia, sesuai dengan pancasila maka kita harus menempatkan ruang spiritual di tempat yang paling atas. Namun untuk masyarakat barat, posisi paling atas ditempati oleh industry, temuan, teknologi, dll, sedangkan agama kurang mendapatkan tempat. Hal ini merupakan pengaruh dari kekuatan power now. Powernow memiliki 4 ujung tonbak utama yaitu capitalism, utilitarian, pragmatism dan hedonism.
Capitalism     : Segala sesuatu diukur dari laju perubahan ekonomi.
Utilitarian      : Segala sesuatu diukur dari segi manfaat.
Pragmatism   : Menghasilkan budaya praktis, serba cepat, anti filsafat, dst.
Hedonism     :Didasarkan pada rasa senang, sehingga melupakan norma agama.
Beberapa hal penting yang berhubungan dengan menembus ruang dan waktu, antara lain:
1.      Fenomenologi, yaitu fikiran atau karya para filsuf.
Hukum dasar fenomenologi ada 2, yaitu abstraksi (memilih atau reduksi) dan idealisasi (menganggap sempurna). Hakikat manusia adalah memilih dan terpilih, aliran filsafatnya dinamakan Reduksionism.
2.      Fondasionalism
Segala sesuatu ada fondasinya, yaitu awal untuk memulai. Misalnya umat beragama, memulai segala kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu, sehingga doa disebut sebagai fondasi. Begitu pula ahli matematika, mengawali pembuktian dengan definisi, sehingga definisi dinamakan sebagai fondasi bagi ahli matematika, dan sebagainya.
3.      Anti fondasionalism
Hakikat manusia adalah fondasionalism, tetapi semua manusia punya keterbatasan, sehingga sebagian besar tidak mampu mengenali permulaan atau tidak mampu menyebutkan secara pasti tentang permulaan suatu hal, misalnya awal seseorang mampu membedakan antara yang kecil dengan yang besar, yang jauh dengan yang dekat, dan sebagainya. Aliran filsafatnya dinamakan Anti-Fondasionalism. Anti-Fondasionalism tidak memerlukan definisi dan permulaan, yang kemudian disebut dengan intuisi (intuisinism).





    


Senin, 15 Oktober 2012

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA Pertemuan ke-1



            Sebelum kita belajar tentang Filsafat Pendidikan Matematika, terlebih dahulu kita harus mengerti apa itu filsafat.  Mengapa harus filsafat dulu yang dipelajari? Kita dapat meniru terminology “dunia”. “Dunia” bisa diletakkan di depan apapun. Misal Dunia wanita, dunia pendidikan, dunia hewan, dunia siang, dunia malam dan sebagainya. Begitupula dengan filsafat, dapat diletakkan di depan apapun. Misal, filsafat pendidikan, filsafat seni, filsafat Tuhan dan sebagainya.
            Filsafat adalah olah pikir yang refleksif. Refleksif sendiri berarti mengungkapkan kembali apa yang telah diterima, dipelajari. Karena filsafat merupakan olah pikir, maka kita bisa memikirkan apapun meskipun terbatas. Bahkan kita dapat memikirkan Tuhan, meskipun ada batasannya. Berfilsafat tidak boleh secara sembarangan. Kita harus berhati-hati dan mematuhi tata karma atau adab berfilsafat. Adapun adab berfilsafat adalah:
1.      Filsafat itu letaknya tinggi, namun setinggi-tinggi filsafat tidak boleh melebihi spiritual.
Setinggi-tinggi olah pikir manusia, tetap tidak boleh melebihi keyakinan. Bisa kita ibaratkan untuk satu langkah berfilsafat, maka dibutuhkan 10 langkah untuk berdoa. Untuk dua langkah berfilsafat maka butuh 20 langkah untuk berdoa. Ketika kita merasa berat dalam berolah pikir atau berdoa, maka hendaknya kita berhenti dan mohon ampun kepada Tuhan.
Pernah suatu ketika seorang Profesor dari suatu Universitas ternama di luar negeri berkunjung ke Universitas Negeri Yogyakarta dan beberapa kali sempat mengikuti kelas Dr. Marsigit (dosen filsafat pendidikan matematika). Kemudian beliau bertanya kepada Pak Marsigit, “Apa hubungannya berdoa dengan matematika? Kenapa engkau selalu memulai dan mengakhiri perkuliahan dengan berdoa ?”. Setelah perbincangan yang cukup antar sang Profesor dan Pak Marsigit, diketahui bahwa ternyata sang profesor tidak percaya dengan Tuhan karena beliau tidak tahu.
Berfilsafat tanpa dilandasi dengan do’a sangat berbahaya. Untuk menemukan Tuhan, tidak cukup jika hanya dengan olah pikir , harus melalui hati dan keyakinan. Jika hanya dengan olah pikir, kita tidak akan mengerti seluk beluk hati, termasuk cinta dan kasih saying.
2.      Filsafat itu hidup.
Contoh yang dapat menjelaskan adab ini yaitu : Seorang suami belum selesai menjelaskan cintanya kepada sang istri, karena mereka belum bercinta dalam 10 tahun atau bertahun-tahun yang akan datang. Dan hal itu tidak akan selesai sebelum kematian. Begitupula dengan filsafat, filsafat itu hidup.
Karena filsafat itu hidup, maka metode yang digunakan untuk mempelajarinya adalah metode hidup. Tengoklah keluar, pelajari ciptaan Tuhan, catat, pikirkan bagaimana Tuhan menghidupkan tumbuh-tumbuhan, manusia bahkan alam semesta. Perhatikan mulai kita lahir sampai mati.
Hidup itu ada yang sehat dan tak sehat atau sakit, ada pula hidup bahagia dan tak bahagia atau susah. Begitupula dengan filsafat, ada yang sehat dan tak sehat. Berfilsafat secara sehat yaitu beradab atau harus mengerti, memahami dan melaksanakan tata karma berfilsafat. Sebaliknya, filsafat yang tak sehat adalah berfilsafat tanpa memperhatikan adabnya.
Bahasa filsafat adalah bahasa analog. Bahasa analog lebih tinggi daripada bahasa kiasan. Misal dalam filsafat disebut dengan kata “hati”, ini bisa berarti keyakinan, agama keTuhanan. Kata “pikiran”, bisa bermaksud urusan manusia, urusan dunia dan lain sebagainya.
Sedangkan objek dari filsafat adalah hal yang ada dan yang mungkin ada. Hal yang ada yaitu hal yang bisa dilihat, disentuh, dipikirkan, yang sudah diketahui. Sedangkan hal yang mungkin ada yaitu hal yang belum diketahui.
Metode berfilsafat adalah metode hidup yaitu metode menerjemahkan dan diterjemahkan (hermenitika). Berfilsafat yaitu berinteraksi namun yang refleksif. Setiap hal di dunia ini semua berinteraksi dengan lingkungannya tanpa terkecuali. Hewan seperti kucing dan anjing juga berinteraksi dengan lingkungan. Mereka tidak takut dengan mobil-mobil yang besar karena mereka berinteraksi, menerjemahkan dan diterjemahkan. Bahkan material seperti batu juga berinteraksi dengan lingkungan. Batu berinteraksi dengan udara, panas, air sehingga berubah, apalagi manusia.
3.      Sebelum berfilsafat harus membersihkan diri
Sebagaimana seperti ketika kita akan melaksanakan ibadah sholat, kita harus mensucikan diri terlebih dahulu. Begitupula ketika kita akan berfilsafat, maka kita harus membersihkan diri dari pikiran-pikiran yang mengganggu. Karena tanpa pikiran yang jernih, kita tidak akan mungkin berolah pikir refleksif.
Agar berpikiran jernih, badan juga harus bersih. Tidak mungkin kita akan berpikiran jernih jika badan dalam kondisi kantuk, kotor sakit dan lain sebagainya. Kejernihan yang dibutuhkan dalam berfilsafat adalah kejernihan memandang suatu hal sehingga kita dapat merefleksi diri.

            Selanjutnya, kita bicarakan tentang adab hidup yang sehat. Hidup yang sehat secara filsafat adalah hidup yang harmonis, hidup yang seimbang anatara unsure-unsurnya. Agar mencapai hidup yang harmonis, maka kita tidak boleh diam saja. Karena sumbu dari keharmonisan adalah ikhtiar atau usaha dan sumbu keikhlasan. Keikhlasan di sini adalah keikhlasan dalam menerima hasil usaha kita. Kehidupan juga harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat.
            Jangan pernah berpikiran bahwa kita belajar filsafat di kelas yaitu kita siap menerima filsafat dari dosen. namun, kita sendiri yang harus menghidup-hidupkan filsafat, dengan berikhtiar, berinteraksi dan lain sebagainya.

Pertanyaan : Bagaimana dengan seorang yang terkena gangguan mental? Apakah mereka juga mungkin berfilsafat, sedangkan olah pikir mereka mungkin tidak seperti orang normal pada umumnya.


Minggu, 14 Oktober 2012

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT, TOKOH DAN IDENYA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah olah pikir. Filsafat berperan sangat penting memberikan pembaharuan pemikiran kepada masyarakat untuk berfikir secara rasional dan memcahkan masalah dengan solusi yang ilmiah. Maka dalam laporan hasil baca ini saya sedikit ceritakan tentang asal mula dan perkembangan filsafat dari semenjak muncul sampai sekarang.
Pendekatan dengan cara memberikan porsi lebih kepada akal untuk berfikir memecahkan masalah mendapat respon yang sangat baik dimasyarakat. Kenapa tidak, dengan Allah menganugerahkan akal kepada umat-Nya menjadikan manusia berada pada posisi yang terhormat. Maka pantaslah filsafat mengarahkan manusia berfikir  dengan baik.
                    Untuk mengetahui lebih tentang bagaimana perkembangan filsafat, khususnya aliran-aliran filsafat, tokoh dan idenya maka dalam tulisan ini akan sedikit diuraikan tentang hal tersebut.

B. Tujuan
  Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkembangan filsafat khususnya aliran-aliran dalam filsafat, tokoh dan idenya. Memberikan pemahaman tentang pentingnya  mengkaji filsafat dan setidaknya mengenal perkembangan ilmu filsafat juga diharapkan dari tulisan ini. Selain itu pembelajaran penulisan tulisan ini dapat memberikan sebuah pembelajaran kepada mahasiswa untuk aktif menggali pengetahuannya lewat membaca buku-buku yang bermanfaat baginya.

C. Manfaat
     Manfaat tulisan ini adalah :
     1. Bagi Penulis
         Pembuatan tulisan ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan matematika. Namun di luar itu, pembuatan tulisan ini sangat memberikan manfaat kepada penulis sendiri. Dengan membaca beberapa sumber yang dijadikan rujukan pembuatan tulisan ini, maka penulis telah banyak belajar dan mendapatkan  ilmu serta pengetahuan baru tentang filsafat.
     2. Bagi Pembaca
         Dari tulisan ini, diharapkan pembaca dapat mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang filsafat, baik aliran-alirannya, tokoh maupun ide dari tokoh tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN

FILSAFAT YUNANI
Orang Yunani yang hidup pada abad ke 6 SM mempunyai system kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Filsafat Yunani terbagi menjadi dua periode yaitu periode Yunani kuno dan periode Yunani klasik.

A. Periode  Yunani Kuno
Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya pada alam sekitarnya. Pernyataan-pernyataan yang dibuat bersifat filsafati (berdasar akal pikir) dan tidak berdasar pada mitos. Ahli pikir pada masa ini antara lain :
1.  Heraclitos 535-475 SM)
Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Terkenal karena pengamatannya yang jelas pada pemikiran kedua menjadi teka – teki mendalam dan dapat menjadi kabur yang menyatakan, alam mencintai ketersembunyiannya. Untuk sebuah peradaban yang putus asa dan mendambakan perdamaian karena perang yang berkepanjangan, ia menegaskan perang adalah bapa dan raja adalah segalanya.
6. Parmenides (540-475 SM)
Parmenides menolak faham pluralisme dan realitas dalam berbagai macam perubahan: baginya segala sesuatu tidak dapat dibagi, realitas tidak berubah, dan hal-hal yang tampak dan berbeda hanyalah ilusi belaka, sehingga dapat dibantah dengan argumen/alasan. Tidak perlu disangsikan lagi, faham ini mendapat banyak kritikan tajam. 
B. Periode  Yunani Klasik
Pada periode Yunani klasik ini pekembangan filsafat menunjukan kepesatan, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat. Periode Yunani klasik merupakan periode perkembangan filsafat yang sangat pesat, aliran yang mengawali periode Yunani klasik adalah sofisme (cerdik pandai).
1.  Socrates (469-399 SM)
Mengenai riwayat Socrates tidak banyak yang diketahui, tetapi sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan Plato, Aristoteles dll. Socretes menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan
2.   Plato (427-347 SM)
Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantara para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir ia juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Plato dengan ajarannya ide berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara heraklitos dan Parmenides. Plato mencoba menyelesaikan permasalahan lama : mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides), antara pengetahuan lewat indera dan pengetahuan lewat akal. sebagai penyelesaian persoalan. Ia menerangkan bahawa manusia sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dunia ide sedang dunia ide merupakan dunia sesungguhnya.
3.    Aristoteles  (384-322 SM)
Menurut Aristoteles berfikir harus dilakukan dengan bertitk tolak pada pengertian  suatu benda. Suatu pengertian mengandung dua golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Sedangkan dalam silogisme ia mengatakan bahwa pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara yaitu induksi dan deduksi. Pemikiran Aristoteles antara lain: ajaran tentang logika, silogisme, pengelompokan ilmu pengetahuan, potensia dan dinamika, pengenalan etika dan Negara.
FILSAFAT JAMAN KEGELAPAN
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai abad gelap karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya . Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik.
Masa patristik, para ahli pikir beragam pemikirannya ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya, yang menolak adalah karena mereka sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari kebenaran lain seperti filsafat Yunani, sedang yang menerima beranggapan bahwa walau telah ada sumber kebenaran, tetapi tidak ada salahnya menggunakan filsafat Yunani, yang diambil tata cara berpikirnya, ahli pikir patristik antara lain: Justinus martir, Klemens, Tertullianus, Augustinus.  
Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja, ahli pikir skolastik antara lain, Peter Abaelardus, Albertus Magnus, Thomas Aquinas, William Ockham.

 FILSAFAT JAMAN PERGERAKAN (ABAD 15)
Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu untuk menentang polapemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga melahirkan perubahan revolusioner dalam pemikiran manusiadan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam filsafat.
Nicolaus Copernicus adalah seorang tokoh gerejani yang ortodoks, ia menemukan bahwa matahari berada di pusat jagat raya bukan bumi seperti yang dikemukakan oleh ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja.
            Copernicus (1473-1543) ia mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisisme) pendapat ini berlawanan dari pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (goesentrisme). Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta terutama astronomi.

FILSAFAT AWAL JAMAN MODERN (ABAD 16 )
Pada awal jaman modern ini, perkembangan filsafat diibartkan sebagai sungai-sungai. Ada beberapa tokoh yang memberikan sumbangan sejarah pada masa ini, antara lain Rene Descartes dan David Hume.
a.  Rasionalisme
Aliran filsafat rasionalisme ini berpendapat, bahwa sumber ilmu pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya adalah akal (rasio). Hanya pengetahuan yang diperoleh oleh akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan harus mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan lmiah. Tokoh-tokoh aliran filsafat rasionalisme ialah Descartes (1598-1650).
Dua hal pokok yang yang merupakan ciri dari setiap bentuk rasionalisme:
1)  Adanya pendirian bahwa kebenaran-kebenaran yang hakiki itu secara langsung dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai sarananya.
2)   Adanya suatu penjabaran secara logic atau deduksi yang dimaksudkan untuk memberikan pembuktian seketat mungkin lain-lain segi bagi seluruh sisa bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap sebagai kebenaran-kebenaran hakiki.
b. Empirisme
Aliran empirisme pertama kali berkembang di Inggris dengan Prancis Bacon sebagai pelopornya. Bacon memperkenalkan metode eksperimen dalam penyelidikan atau penelitian. Menurut Bacon, manusia melalui pengalaman dapat mengetahui benda-benda dan hokum-hukum relsi antara benda-benda. Filosofis empiris lainnya adalah Thomas Hobbes, ia juga meyakini bahwa pengenalan atau pengetahuan itu diperoleh oleh pengalaman. Selanjutnya dalam bukunya Harun Hadiwijono yang dikutip oleh Rizal Mustansyir dan  Misnal Munir, bahwa paham empirisme ini kemudian dikembangkan oleh David Hume (1611-1776), ia menegaskan bahwa sumber satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan adalah pengalaman, dan ia sangat menentang kaum rasionalisme yang berlandaskan pada prinsip apriori, yang bertitik tolak dari ide-ide bawaan. Ia mengajarkan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan ke dalam  hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan, melalui pengamatan ini manusia memperoleh dua hal yaitu: kesan-kesan (impression) dan pengertian-pengertian (ideas).

FILSAFAT JAMAN MODERN (ABAD17 - 18 )
Pada jaman modern ini, perkembangan filsafat diibartkan sebagai muara sungai. Ada beberapa tokoh yang memberikan sumbangan sejarah pada masa ini, antara lain Immanuel Kant. Dialah filsuf Jerman yang membuat sintesis antara rasionalisme dan empirisisme. Akal budi aktif dalam persepsi dan tindakan tersebut membantu membentuk dunia yang kita alami dan ketahui. Benda-benda dalam dirinya sendiri, terlepas dari pengalaman, tidak dapat diketahui. Dalam bidang etika, Kant adalah seorang deontolog yang meyakini bahwa kewajiban kita adalah menaati prinsip-prinsip yang secara universal dapat diterapkan kepada semua pengada rasional tanpa kontradiksi.
Selain Immanuel Kant, juga ada Karl marx. Filsafat Marx adalah perpaduan antara metode dialektika Hegel dan filsafat materialism Feurbach. Marx terutama mengkritik Hegel yang menurutnya berjalan atas kepalanya, oleh karena itu filsafat ini harus diputarbalikan. Filsafat abstrak harus ditinggalkan, karena teori, interpretasi, spekulasi dan sebagainya tidak menghasilkan perubahan dalam masyarakat.
Pemikiran Marx menghubungkan dengan sangat erat ekonomi dengan filsafat. Bagi Marx masalah filsafat bukan hanya masalah pengetahuan dan masalah kehendak murni yang utama, melainkan masalah tindaka. Para filosof menurut Marx selama ini hanya menafsirkan dunia dengan berbagai cara, namun menurutnya yang terpenting adalah mengubahnya. Hal yang perlu diubahnya ialah keadaan masyarakat yang tertindas oleh kaum borjuis dan kapitalos yang menghisap kaum proletar. Oleh karena itu menurut Marx kaum proletar harus merebut peranan kaum borjuis dan kapitalis itu melalui revolusi


FILSAFAT JAMAN POS MODERN (ABAD 18- 19 )
            Filsafat pada jaman pos modern diibaratkan sebagai pantai (modern). Pada jaman ini, berkembang aliran filsafat positivism. Pendiri dan sekaligus tokoh terpenting dari aliran filsafat positivism adalah August Comte (1798-1857). Filsafat Comte anti metafisis, ia hanya menerima fakta-fakta yang ditemukan secara positif-ilmiah. Dan menjauhkan diri dari semua pertanyaan yang mengatasi bidang ilmu-ilmu positif. Semboyan Comte yang terkenal adalah savoir pour prevoir (mengetahui supaya siap untuk bertindak, artinya manusia harus menyelidiki gejala-gejala dan hubungan-hubungan antara gejala gejala ini supaya ia dapat meramalkan apa yang terjadi.
Filsafat positivism Comte disebut juga faham empirisme-kritis, bahwa pengamatan dengan teori berjalan seiring. Bagi Comte pengamatan tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dasar sebuah teori dan pengamatan juga tidak mungkin dilakukan secara “terisolasi”, dalam art harus dikaitkan dengan suatu teori. Metode posistif August Comte juga menekankan pandangannyapada hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Baginya persoalan filsafat yang penting bukan masalah hakikat atau asal-mula pertama dan tujuan akhir gejala-gejala. Melainkan bagaimana menghubungkan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.

FILSAFAT JAMAN POS POS MODERN
Pada masa ini, perkembangan filsafat diibaratkan sebagai laut dangkal. Ada beberapa pandangan yang sangat berpengaruh pada masa ini, antara lain paham Pragmatism, Utilitarian, Capitalis dan Hedonisme.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifatmetafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
            Paham hedonisme disebarkan oleh Epicurus (341-270 SM), filsuf Yunani kuno. Hedonisme memahami kenikmatan sebagai tujuan etis manusia. Menurut pemahaman aliran ini, kodratnya manusia mengusahakan kenikmatan. Kenikmatan tidak selalu berbentuk atau bersifat fisik/jasmani. Etika Hedonisme berpandangan bahwa manusia akan menjadi bahagia kalau ia mengejar kenikmatan dan menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Utilitarianisme, mazhab etik lainnya, punya cara untuk menunjukkan sesuatu yang paling utama bagi manusia. Menurut teori ini, bahwa kita harus bertindak sedemikian rupa sehingga menghasilkan akibat-akibat sebanyak mungkin dan sedapat dapatnya mengelakan akibat-akibat buruk. Kebahagiaan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan. Suatu perbuatan dapat dinilai baik ataa buruk sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Menurut prinsip utilitarian Bentham: kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Prinsip kegunaan harus diterapkan secara kuantitatif, karena kualitas kesenangan selalu sama sedangkan aspek kuantitasnya dapat berbeda-beda. Dalam pandangan utilitarisme klasik, prinsip utilitas adalah kebahagiaan terbesar dari jumlah jumlah terbesar(the greatest happiness of the greatest number). Menurut Bentham prinsip kegunaan tadi harus diterapkan secara kuantitatif belaka..
Dalam perkembangan filsafat kapitalis, tokoh yang sangat berperan adalah Karl Marx yang menyatakan beberapa hal penting terkait dengan kapitalisme. Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi, dan nasionalisme sekuler. Cirri utamanya adalah mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana (kecuali yang jelas dilarang negara karena merusak masyarakat), mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang meningkatkan kekayaan dan memeliharanya, dan membatasi campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi.
FILSAFAT KEHIDUPAN PRAKTIS
            Filsafat pada jaman ini diibaratkan sebagai laut dangkal. Pada jaman sekarang ini, manusia berfilsafat secara kontekstuan, disesuaikan dengan jaman dan kehidupan yang mereka jalani saat ini. Mereka telah memahami lebih dalam tentang filsafat.


BAB III
PENUTUP
Filsafat telah berkembang sejak zaman Yunani kuno hingga saat ini. banyak sekali aliran, tokoh dan ide-ide mereka yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat dan pola pikir manusia di berbagai belahan dunia bahkan hampir ke seluruh dunia. Dengan mempelajari filsafat, diharapkan kita dapat berolah pikir lebih terang dan ilmu-ilmu filsafat yang kita pelajari dapat membawa manfaat untuk kehidupan yang kita jalani.